Tak Capai Final, Amuren Cup ke-8 Resmi Dihentikan, Hadiah Diserahkan di KONI Simeulue

Editor: EDITOR author photo


Simeulue|Min
— Turnamen sepak bola Amuren Cup ke-8 resmi dihentikan sebelum memasuki babak semifinal. Penghentian turnamen tersebut ditandai dengan penyerahan hadiah dan kompensasi kepada tiga klub yang berhasil lolos ke babak perempat final. Penyerahan hadiah berlangsung di Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Simeulue, Selasa (23/12/2025).

Tiga klub yang menerima kompensasi tersebut masing-masing adalah Busung Indah FC, Batu Ragi FC, dan Laukhe FC. Setiap klub memperoleh dana kompensasi sebesar Rp20 juta sebagai bentuk tanggung jawab panitia pelaksana, meskipun turnamen tidak dapat dilanjutkan hingga penentuan juara.

KONI Kabupaten Simeulue dalam hal ini hanya memfasilitasi tempat pelaksanaan penyerahan hadiah. Sementara itu, penyelesaian persoalan yang menyebabkan terhentinya turnamen sepenuhnya menjadi kewenangan panitia pelaksana. Diketahui, permasalahan tersebut telah dibahas melalui sejumlah musyawarah sebelumnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Simeulue, Syuhelmi, berharap kejadian serupa tidak kembali terulang pada pelaksanaan turnamen olahraga di masa mendatang. Ia menegaskan bahwa olahraga seharusnya menjadi sarana mempererat silaturahmi dan memperkuat persatuan masyarakat.

“Harapan kami ke depan, mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian serupa. Karena sebagaimana kita ketahui, sepak bola adalah alat pemersatu bangsa dan pemersatu daerah,” ujar Syuhelmi.

Sementara itu, Ketua Panitia Amuren Cup ke-8, Adi, menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama turnamen berlangsung. Namun demikian, izin keramaian dari Polres Simeulue akhirnya dicabut menyusul insiden keributan yang terjadi pada pertandingan babak delapan besar menuju empat besar antara dua tim yang sedang bertanding.

“Pihak keamanan mencabut izin keramaian akibat insiden tersebut, sehingga turnamen tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu, meskipun tidak ada juara satu, dua, dan tiga, kami dari panitia berinisiatif memberikan kompensasi kepada tiga klub yang seharusnya melaju ke empat besar. Masing-masing menerima Rp20 juta,” jelas Adi.

Adi mengakui bahwa penghentian turnamen tersebut menjadi pengalaman berharga bagi panitia pelaksana. Ia berharap ke depan, persoalan perizinan dan aspek keamanan dapat menjadi perhatian bersama agar pelaksanaan turnamen olahraga di Kabupaten Simeulue dapat berjalan lebih tertib dan berkelanjutan.

“Harapan saya, ke depan pimpinan dan pihak terkait dapat lebih memperhatikan masalah perizinan dan aspek pendukung lainnya. Ini merupakan turnamen sepak bola perdana di Simeulue yang tidak terselesaikan hingga akhir, dan semoga menjadi pelajaran bersama,” pungkasnya.(RK)

Share:
Komentar

Berita Terkini