Simeulue|MIN – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Simeulue pada bulan Oktober ini menuai sorotan terkait minimnya publikasi dan liputan media. Perayaan yang seharusnya menjadi momentum penting untuk merefleksikan capaian dan harapan daerah, kali ini terasa sepi dari pemberitaan.Senin(13/10/2025)
Ahmad Hidayat, yang akrab disapa Wak Rimba, seorang tokoh pemuda Simeulue, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi ini. Menurutnya, terdapat permasalahan dalam komunikasi antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan media.
"HUT daerah biasanya menjadi momentum untuk mempublikasikan capaian dan harapan. Namun, kali ini sangat minim pemberitaan. Ini menjadi indikasi adanya masalah yang perlu dievaluasi," ujarnya.
Minimnya informasi yang beredar di ruang publik terkait HUT Simeulue menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi Pemda. Muncul spekulasi apakah Pemda kurang membuka akses informasi atau terjadi disinkronisasi dengan media lokal yang selama ini berperan sebagai kontrol sosial.
Wak Rimba menambahkan bahwa sikap diamnya media kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pelibatan mereka dalam kegiatan daerah. "Jika media merasa tidak dilibatkan atau dianggap tidak penting, wajar jika mereka memilih untuk tidak banyak memberitakan," katanya.
Kurangnya pemberdayaan terhadap media sebagai pilar penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dapat menyebabkan perayaan HUT daerah terasa eksklusif dan kurang melibatkan partisipasi publik. Transparansi dan kolaborasi yang baik dengan media adalah kunci untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Peringatan HUT ke-26 Kabupaten Simeulue kali ini menyoroti pentingnya evaluasi terhadap komunikasi publik Pemda, partisipasi masyarakat, dan peran media dalam pembangunan daerah. Diharapkan, Pemda dapat lebih terbuka dan menjalin kerjasama yang baik dengan media serta masyarakat untuk menciptakan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.