Pidie | MIN - Bendungan Rukoh yang berlokasi di Desa Alue Kecamatan Titeue Kabuputaen Pidie Provinsi Aceh telah rampung dikerjakan.
Corporate Secretay Waskita Karya (WK) Ermy Puspa Yunita, beberapa waktu lalu menuturkan, Bendungan Rukoh dapat mendukung pasokan air irigasi yang mengairi lahan pertanian seluas 12.194 hektare (ha). Pasokan air ini juga untuk mendukung ketahanan pangan desa dalam Kabupaten Pidie.
Selain itu, bendungan ini juga bisa menyediakan air baku sebanyak 900 liter per detik. Dengan begitu turut menjaga ketahanan air.
“Dengan adanya Bendungan Rukoh ini, produksi pertanian
bisa meningkat, indeks pertanaman diharapkan ikut naik dari 191 persen menjadi
300 persen,” jelas Ermy dalam keterangannya.
Saat
ini Bendungan Rukoh sedang menjalani tahap proses pengisian air atau
impounding, sehingga bisa mengaliri air ke lahan irigasi.
Bendungan
yang memiliki genangan seluas 687 ha ini juga mampu mereduksi banjir seluas 51
hektare (ha), yang mencakup tiga kecamatan, yaitu Titeue, Keumala, dan Sakti.
"Diharapkan
Bendungan Rukoh dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat Aceh
umumnya, dan khususnya masyarakat Kabupaten Pidie," sebutnya.
Kementerian
Pekerjaan Umum (PU) memproyeksikan keberadaan Bendungan Rukoh tersebut dapat
meningkatkan produksi pertanian mencapai 6 ton per ha, dengan musim tanam yang
ditargetkan sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
Wakil
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti didampingi Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Lilik Retno C. juga sudah melakukan peninjauan ke Bendungan
Rukoh, baru-baru ini. Pihaknya menjelaskan, bahwa saat ini bendungan Rukoh
Pidie telah selesai dibangun, dan sedang dalam masa pemeliharaan.
Wamen
Diana, juga menjelaskan, pembangunan bendungan Rukoh sangat diperlukan untuk
kebutuhan penyediaan air baku berkapasitas 900 liter per detik, dan kebutuhan
irigasi seluas 12.194 Ha, untuk mendukung ketahanan pangan. Bendungan Rukoh
juga memiliki fungsi sebagai reduksi banjir seluas 51 Ha.
“Alhamdulillah
Bendungan Rukoh sudah impounding, dan tentunya bermanfaat tidak hanya untuk
irigasi, atau air baku saja.
Namun juga berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) sebesar 137 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
sebesar 1,22 MW,” jelas Wamen PU.
Selain
itu, Wamen juga menjelaskan, bendungan Rukoh juga memberikan manfaat melalui
irigasi, dimana airnya cukup berlimpah, sawah-sawah juga dapat subur dan sudah
terairi dengan irigasi ini.
“Mudah-mudahan bisa meningkatkan penanaman dan mendukung
swasembada pangan. Dengan adanya Bendungan Rukoh, Indeks Pertanaman (IP) juga
mengalami peningkatan dari 191% menjadi 300%. Mudah-mudahan dapat meningkatkan
produksi pertanian,” tambahnya.
Sementara
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Adenan Rasyid
menerangkan, dengan adanya Bendungan Rukoh, diproyeksikan jumlah produksi
pertanian yang dapat dihasilkan tahun ini sebesar 6 ton per Ha.
“Sebelum adanya Bendungan Rukoh, sudah ada bendung eksisting
yang mengairi lahan pertanian, jadi ini menambah suplesi, dari IP semula
sebesar 191%, hanya mampu melayani untuk 2 musim tanam.
Dengan adanya bendungan ini, IP menjadi 300% sehingga
targetnya 3 musim tanam dapat terpenuhi semua,” terang Adenan.
Sedangkan
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Heru Setiawan mengatakan,
Bendungan Rukoh dibangun dengan kapasitas tampung sebesar 128 juta m3, dengan
luas genangan 687 Ha.
“Skema pemanfaatan
Bendungan Rukoh juga sesuai dengan Asta Cita Pemerintah Indonesia, yaitu dapat
memberi manfaat bagi ketahanan pangan, energi, dan air,” tambah Heru.
“Bendungan
Rukoh dibangun secara bertahap mulai tahun 2018 hingga 2024 dengan total
anggaran sebesar Rp. 1,7 triliun yang terbagi menjadi 2 paket pekerjaan.
Untuk Paket 1 dilaksanakan oleh PT Nindya Karya (Persero)
yaitu pekerjaan Spillway, dan untuk Paket 2 dilaksanakan oleh PT Waskita Karya
(Persero) Tbk - PT Adhi Karya (Persero) Tbk - PT Andesmont Sakti, KSO untuk
pekerjaan pembangunan tubuh bendungan dan Bangunan Pengelak,” kata Heru,
menerangkan. (din/bil)
